JUDUL PHOTO

KENAPA MANUSIA DISEBUT BANI ADAM ?

Diposting oleh Tanto Aljauharie

Setelah pada posting yang lalu kita menggali tentang Benarkah Adam Diciptakan dari Tanah ? pada posting kali ini, kita akan mencoba membahas tentang konsep manusia sebagai Bani Adam.

Jika kita perhatikan pertanyaan di atas, maka jawaban yang paling dekat dari pertanyaan tersebut adalah karena manusia itu pada hakikatnya adalah turunan dari manusia pertama yang bernama Adam, karena itulah disebut Bani Adam (Keturunan Adam). Jawaban ini tentu tidak salah, tetapi ada rahasia yang sangat agung kenapa Allah menyebut manusia sebagai Bani Adam. Allah swt. berfirman dalam al Quran surat al Isra ayat 70 :

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آَدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا (70)

70. Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan. (QS. Al Isra [17]:70)

Jika kita simak, kenapa Allah tidak menyebutkan nama lain dari manusia seperti, insan, basyar atau an-Naas, tetapi Allah menggunakan istilah Bani Adam ? tentu ada rahasia besar yang terkandung dalam istilah Bani Adam.

Al Quran merupakan kalam yang agung, karena itu pemilihan katanya pun sangat selektif dan tentu saja sangat sesuai dengan tuntutan alur kalam. Pada ayat di atas Allah secara tegas mengatakan bahwa Dia memuliakan anak-anak Adam dengan memberi mereka akal, bisa berbicara, bisa menulis, bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, bentuk tubuh yang baik, bisa berdiri tegak serta bisa mengatur kehidupan, baik sekarang di dunia maupun untuk nanti di akhirat.

Menurut Ibnu Katsir, Allah memuliakan manusia dengan bisa berjalan tegak di atas kedua kakinya, bisa mengambil makanan dengan kedua tangannya, sedangkan makhluk yang lain tidak bisa melakukan dua hal tersebut secara bersamaan, mereka berjalan dengan keempat kakinya dan mengambil makanan dengan mulunya. Manusia juga dimuliakan oleh Allah dengan memberi mereka pendengaran, penglihatan dan hati, dimana ketiganya merupakan modal yang berharga untuk memahami segala hal, kemudian mengambil manfaat dari hal tersebut. Selain itu tiga alat ini merupakan modal dalam membedakan segala sesuatu, mengetahui manfaatnya, mengetahui keistimewaan serta kemudaratannya, baik untuk urusan dunia maupun akhirat.

Selain keistimewaan di atas, Allah juga menaklukan berbagai binatang, sehingga bisa dijadikan tunggangan oleh manusia, dan manusia bisa melakukan perjalanan di daratan dunia ini dengan mudah. Kemudian Allah juga menaklukan semua makhluk yang ada di dunia, baik benda hidup maupun benda mati, sehingga manusia dapat mengarungi lautan dengan perahu yang dibuatnya, kemudian Allah memberikan rizki yang halal sekaligus bergizi kepada manusia, baik berupa makana pokok, buah-buahan, daging, susu dan lain-lain. Selain itu Allah memberikan rizki dalam bentuk lain, seperti warna-warna yang cerah dan menarik, hal ini dapat kita lihat pada pemandangan yang indah, pakaian yang bagus dan lain-lain.

Kemudian Allah menjadikan Bani Adam bisa mengungguli makhluk-makhluk yang lain dalam berbagai hal, walaupun makhluk itu ukurannya lebih besar dari manusia, bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa ayat ini merupakan dalil bahwa manusia itu lebih mulia dari malaikat.

Dari uraian di atas, kita dapat menangkap bahwa kenapa Allah menggunakan istilah Bani Adam, karena pada ayat ini Allah akan menjelaskan bagaimana manusia itu lebih unggul dibanding makhluk manapun, oleh karena itu penggunaan istilah Bani Adam dapat mempertegas bagaimana unggulnya manusia dibanding dengan makhluk lain, seperti unggulnya Nabi Adam dibanding malaikat, dimana malaikat pernah diperintah oleh Allah untuk memberi penghormatan kepada Adam. Dengan demikian maka konsep manusia sebagai bani Adam adalah bahwa manusia itu memiliki banyak keunggulan dibanding makhluk yang lain, sehingga makhluk yang lain tunduk kepada manusia dan dipersiapkan untuk kemaslahatan manusia sebagai predikat khalifah dimuka bumi ini. Wallahu A'lam.

Pada tulisan selanjutnya kita akan membahas bagaimana konsep manusia sebagai Basyar, Insan dan an-Naas. Tidak sabar ingin membacanya ? silahkan klik linknya.

Referensi : Tafsir Ibnu Katsir.


 

0 komentar:

Posting Komentar